Bursa Asia Kompak Melemah, Tersengat Sentimen AS
IDXChannel – Bursa saham Asia melemah pada Senin (13/1/2025) seiring dolar Amerika Serikat (AS) bertahan di dekat level tertinggi 14 bulan.
Hal ini terjadi setelah laporan tenaga kerja AS yang sangat kuat mendorong kenaikan imbal hasil obligasi, sekaligus menguji valuasi saham yang tinggi menjelang musim laporan keuangan.
Libur nasional di Jepang membuat perdagangan Senin pagi relatif sepi. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,4 persen, sementara Nikkei tidak aktif, namun kontrak berjangkanya diperdagangkan di 38.770, turun dari penutupan sebelumnya di 39.190.
Di Korea Selatan, indeks KOSPI turun 1,01 persen dengan situasi politik yang masih belum stabil menjelang sidang Mahkamah Konstitusi pada Selasa untuk memutuskan apakah Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan akan diberhentikan atau dikembalikan ke jabatannya.
Di China, data perdagangan untuk Desember akan dirilis pada Senin, disusul data PDB, penjualan ritel, dan output industri pada Jumat.
Indeks CSI 300 China merosot 0,08 persen, Shanghai Composite tergerus 0,19 persen, Hang Seng Index Hong Kong terdepresiasi 1,05 persen.
Kemudian, ASX 200 Australia memerah 1,29 persen dan STI Singapura berkurang 0,29 persen.
Dampak laporan tenaga kerja terhadap prospek penurunan suku bunga AS meningkatkan perhatian pada data inflasi konsumen yang akan dirilis Rabu mendatang. Jika inflasi inti naik lebih dari 0,2 persen seperti yang diperkirakan, peluang untuk pelonggaran suku bunga bisa tertutup sepenuhnya.
Pasar kini hanya memperkirakan pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) sebesar 27 basis poin sepanjang 2025, dengan level terminal suku bunga diperkirakan mencapai 4,0 persen, dibandingkan 3,0 persen yang diharapkan tahun lalu.
"Melihat data yang begitu kuat, kami kini memperkirakan The Fed hanya akan menurunkan suku bunga sekali tahun ini, sebesar 25 basis poin pada Juni," ujar Kepala Riset Ekonomi di Barclays, Christian Keller.
"Kami tetap yakin FOMC akan melakukan pemangkasan pada Juni, karena kami memperkirakan ekonomi melambat dalam beberapa kuartal mendatang dan inflasi terus menurun pada paruh pertama tahun ini, sebelum tarif impor meningkatkan inflasi pada paruh kedua."
Setidaknya lima pejabat The Fed dijadwalkan berbicara pekan ini untuk memberikan tanggapan atas laporan pekerjaan, termasuk Presiden Federal Reserve Bank of New York, John Williams, pada Rabu.
Nada hawkish terhadap suku bunga mengangkat imbal hasil obligasi 10 tahun AS ke level tertinggi 14 bulan sebesar 4,79 persen, meski terakhir diperdagangkan di 4,764 persen di Asia.
Imbal hasil yang lebih tinggi ini meningkatkan daya tarik obligasi bebas risiko dibandingkan saham, properti, dan komoditas, sekaligus menaikkan biaya pinjaman bagi bisnis dan konsumen.
Hal ini juga bisa menguji optimisme terhadap musim laporan keuangan, yang dimulai dengan laporan dari Citigroup, Goldman Sachs, dan JPMorgan pada Rabu.
Futures S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 0,1 persen pada Senin, mengikuti penurunan pada Jumat pekan lalu. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.