Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi 5 Bulan di Tengah Sanksi AS

IDXChannel - Harga minyak mentah naik pada Senin (13/1/2025), didorong kekhawatiran terhadap pasokan setelah sanksi baru dari Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor minyak Rusia.

Minyak mentah WTI untuk pengiriman Februari ditutup meningkat 2,88 persen atau USD2,21 menjadi USD78,82 per barel, level tertinggi sejak 12 Agustus. Sementara itu, Brent untuk pengiriman Maret terkerek USD1,11 atau 1,39 persen menjadi USD80,90 per barel.

Baca Juga:

Tertekan, IHSG Diprediksi Kembali Uji Level 7.000

Melansir dari MT Newswires, kenaikan ini terjadi setelah pemerintahan AS Joe Biden pada Jumat lalu memberlakukan sanksi baru terhadap produsen minyak Rusia seperti Gazprom Neft dan Surgutneftegas, termasuk anak perusahaan mereka.

Selain itu, lebih dari 180 kapal, sejumlah pedagang minyak, penyedia jasa ladang minyak, perusahaan asuransi, dan pejabat energi juga masuk daftar sanksi.

Baca Juga:

Cimory (CMRY) Serap Dana IPO Rp1,38 Triliun, Sisanya Disimpan dalam Obligasi Negara

RBC Capital Markets mencatat, 75 persen kapal yang disanksi membawa sekitar 1,5 juta barel per hari (bph) ekspor Rusia.

Dari jumlah tersebut, 750.000 bph dikirim ke China dan 350.000 bph ke India. Refinery di kedua negara tersebut kemungkinan besar akan mengalihkan pembelian ke Timur Tengah untuk menggantikan pasokan dari Rusia.

Baca Juga:

Catat, Unilever (UNVR) Gelar RUPS Hari ini Soal Penjualan Bisnis Es Krim

"Dari kapal yang kami identifikasi, kami melacak 1,4 juta bph muatan yang telah didistribusikan di luar Rusia," kata Kepala Strategi Minyak Global RBC, Brian Leisen.

“Namun, mengingat sifat armada bayangan, ditambah sanksi terhadap Gazpromneft (400.000 bph ekspor pada 2024) dan Surgutneftegas (500.000 bph ekspor pada 2024), jumlah barel yang berpotensi terdampak bisa jauh lebih besar.”

Selain itu, pemerintahan AS yang dipimpin Donald Trump yang akan datang diperkirakan memperketat sanksi terhadap ekspor minyak Iran, yang belakangan terus meningkat.

"Pemerintah Trump diperkirakan memperketat sanksi terhadap Iran, yang berpotensi memangkas produksi negara tersebut, yang dalam empat tahun terakhir telah meningkat sekitar 1,3 juta bph menjadi level tertinggi dalam enam tahun," ujar Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen.

Di sisi lain, risiko pasokan global sedikit mereda setelah mediator menyampaikan rancangan akhir kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza kepada Israel dan Hamas, menyusul terobosan tengah malam dalam negosiasi yang melibatkan utusan Joe Biden dan Donald Trump.

Sementara itu, indeks dolar (DXY) melonjak ke level tertinggi dalam 26 bulan terhadap sejumlah mata uang utama.

Data ketenagakerjaan AS yang kuat pada Desember, dengan pertumbuhan pekerjaan yang tak terduga dan tingkat pengangguran turun menjadi 4,1 persen, meningkatkan ekspektasi inflasi dan mengurangi kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

Pasar kini tidak lagi sepenuhnya memperkirakan satu kali pun pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada 2025, dibandingkan dengan ekspektasi dua kali pemangkasan awal tahun ini.

Kenaikan dolar AS dapat mengurangi permintaan energi karena membuat komoditas seperti minyak yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Selain itu, suku bunga yang lebih tinggi—yang digunakan untuk menekan inflasi—berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menekan permintaan energi. (Aldo Fernando)