Intip Saham ENRG-MEDC Cs saat Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi 5 Bulan

IDXChannel – Saham emiten minyak dan gas (migas) cenderung menguat pada perdagangan Kamis (16/1/2025) seiring komoditas energi acuannya meningkat.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.30 WIB, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) naik 2,40 persen, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) terkerek 1,67 persen.

Kemudian, saham PT Elnusa Tbk (ELSA) terapresiasi 1,80 persen dan PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) tumbuh 2,50 persen.
Sementara, saham AKRA dan RAJA masing-masing terkoreksi 0,41 persen dan 1,75 persen.

“Kenaikan harga minyak berpotensi memberikan sentimen positif jangka pendek bagi emiten produsen migas dan penunjang migas, seperti MEDC, ENRG, WINS, ELSA, dan LEAD,” kata analis Stockbit, Kamis (16/1/2025).
Harga minyak naik lebih dari 2 persen pada Rabu (15/1/2025), didukung oleh penurunan besar stok minyak mentah Amerika Serikat (AS).

Potensi gangguan pasokan akibat sanksi baru AS terhadap Rusia juga turut mengerek harga minyak. Meskipun, kesepakatan gencatan senjata di Gaza membatasi kenaikan tersebut.
Kontrak berjangka (fututes) minyak mentah Brent ditutup naik USD2,11 atau 2,64 persen menjadi USD82,03 per barel, level tertinggi sejak Agustus 2024.
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD2,54 atau 3,28 persen menjadi USD80,04 per barel, tertinggi sejak Juli 2024.
Dalam perdagangan pasca-penutupan, Brent naik ke level tertinggi sejak Juli dan WTI menguat lebih dari USD3 per barel.
Stok minyak mentah AS minggu lalu turun ke level terendah sejak 2022, menurut laporan Badan Informasi Energi AS, karena ekspor meningkat dan impor menurun. Sementara itu, stok bensin dan distilat naik lebih dari perkiraan.
“Penurunan stok minyak mentah sebagian besar disebabkan oleh dinamika impor dan ekspor,” kata Direktur Energi Berjangka di Mizuho, Bob Yawger.
“Angka ekspor ini sulit dipercaya,” kata Yawger, merujuk pada banyaknya ekspor yang dipesan sebelum pengumuman sanksi.
Menurut laporan bulanan Badan Energi Internasional, babak terbaru sanksi AS terhadap minyak Rusia dapat secara signifikan mengganggu pasokan dan distribusi minyak Rusia.
Dukungan terhadap harga juga datang dari kekhawatiran atas sanksi tersebut.
“Kapal tanker yang membawa minyak mentah Rusia tampaknya kesulitan menurunkan muatannya di berbagai belahan dunia, yang berpotensi menciptakan keketatan pasokan jangka pendek,” Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen.
Namun, kenaikan harga terbatas setelah Israel dan Hamas sepakat untuk menghentikan pertempuran di Gaza serta menukar tahanan Israel dengan tahanan Palestina, menurut seorang pejabat.
“Kekhawatiran gangguan pasokan mereda dengan tercapainya kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas,” ujar analis di Price Futures Group, Phil Flynn.
Ia menambahkan, investor tetap fokus pada tanda-tanda penguatan ekonomi dan permintaan minyak.
Indeks dolar AS (DXY) melemah pada Rabu setelah data AS menunjukkan kenaikan harga konsumen sedikit di atas ekspektasi pada Desember, meningkatkan ekspektasi lebih banyak pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Dolar yang lebih lemah biasanya mendukung harga minyak, sementara suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, OPEC memperkirakan permintaan minyak global naik sebesar 1,43 juta barel per hari pada 2026, mempertahankan tingkat pertumbuhan serupa dengan 2025.
Fundamental Lemah?
Brent crude telah naik 9,9 persen menjadi USD82,03 per barel sepanjang 2025.
Namun, mengutip Dow Jones Newswires, Kamis (16/1), RBC Capital Markets menilai kenaikan ini menutupi fundamental pasar minyak yang lemah.
RBC mengutip latar belakang makroekonomi yang melemah, pasar produk olahan yang lemah, dan potensi kelebihan pasokan.
“Terutama, OPEC enggan mengurangi pemangkasan pasokan dan menghentikan rencana peningkatan produksi kuartal IV-2024,” kata RBC.
Di sisi lain, prospek China tetap lesu, dengan permintaan minyak negara tersebut terus direvisi turun sepanjang 2024.
“Meski kami menilai permintaan minyak China tidak semakin memburuk, kami juga tidak melihat tanda-tanda perbaikan signifikan,” ujar RBC.
Bank tersebut memperkirakan harga rata-rata Brent crude pada 2024 sebesar USD65,42 per barel, turun dari perkiraan sebelumnya USD72,60 per barel.
RBC juga memproyeksikan harga Brent crude pada 2026 lebih rendah, menjadi USD62,18 per barel, dari estimasi sebelumnya USD70,47 per barel. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.