Saham MMIX Melesat 150 Persen Sebulan, Ditengarai Imbas Kolaborasi dengan NicePaper

IDXChannel - Saham PT Multi Medika International Tbk (MMIX) melesat hampir 150 persen dalam sebulan terakhir. Kenaikan harga saham tersebut ditengarai tersengat kabar MMIX yang menjalin kerja sama dengan perusahaan asal China, NicePaper.

Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan suspensi atas saham MMIX terhitung 21 Januari 2025 dan terancam masuk papan pemantauan khusus. Suspensi tersebut dilakukan karena harganya yang melesat hampir 150 persen dalam satu bulan terakhir.

"Perseroan mengasumsikan bahwa keterbukaan informasi tanggal 17 Januari 2025 menjadi sentimen positif yang menimbulkan kenaikan harga saham perseroan," kata Direktur Utama MMIX, Mengky Mengarek lewat jawaban tertulis kepada BEI, Kamis (23/1/2025).

Sebelumnya, MMIX mengumumkan kerja sama dengan Fujian Nicepaper Hygienic Products Co., Ltd untuk mendirikan pabrik popok dan tisu basah di Tangerang, Banten.

Keduanya juga telah membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan nama PT Multi Nice Paper Indonesia (MNPI) pada 3 Januari 2025. 

Di perusahaan patungan ini, MMIX menguasai 15 persen saham sementara 85 persen sisanya dimiliki NicePaper. Kedua perusahaan sepakat menanamkan modal sebesar Rp31 miliar.

"Hingga saat ini, perseroan masih melakukan pembahasan dengan perusahaan China untuk rencana ke depan, termasuk proyeksi pendapatan dan kebutuhan modal ke depan," kata Mengky.

Meski masih dihitung, dia memastikan kerja sama tersebut akan berdampak positif terhadap pendapatan MMIX dengan catatan kegiatan usaha entitas anak tersebut berjalan dengan lancar.

Dalam waktu dekat, kata Mengky, perseroan juga akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terkait penambahan kegiatan usaha perseroan. Langkah ini dilakukan seiring kerja sama strategis dengan NicePaper.

Penambahan itu mencakup aktivitas perusahaan holding (KBLI 64200) sebagai wadah kepemilikan saham pada entitas anak serta industri kertas tisu (KBLI 17091) untuk memproduksi popok bayi dan industri non woven (KBLI 13993) untuk keperluan masker.

(Rahmat Fiansyah)