Pasardana.id - Kerja sama energi antara Indonesia dan India disebut menjadi langkah strategis untuk mendukung target swasembada energi nasional.
Hal ini diungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia lewat dalam keterangan tertulis, pada Minggu, (26/1).
Usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan kenegaraan ke New Delhi, India, Jumat, (25/1) beberapa hari lalu, dirinya mendapatkan arahan untuk menjadikan energi sebagai salah satu fokus utama kerja sama bilateral.
"Kementerian ESDM mendukung penuh arahan Presiden untuk mempercepat pencapaian swasembada energi. Salah satunya melalui kolaborasi strategis dengan India di sektor energi bersih dan terbarukan," ujar Bahlil.
Dia mengatakan, kerja sama ini menekankan fokus pada investasi di energi bersih, seperti geothermal dan solar, serta pengembangan biofuel berkelanjutan, termasuk bioetanol dan bioavtur.
"India memiliki potensi besar untuk mendukung pengembangan biofuel dan energi terbarukan di Indonesia. Dengan adanya kolaborasi di bidang ini, kedua negara dapat berkontribusi pada target global terkait keberlanjutan dan dekarbonisasi," ujar Bahlil.
Sebagai informasi, Indonesia dan India memiliki jejak dalam kerja sama di sektor energi.
Salah satu bentuk kerja sama tersebut adalah investasi dari perusahaan India, Bharat PetroResources Limited (BPRL), yang menjadi salah satu pemegang participating interest (PI) di Wilayah Kerja (WK) Nunukan, Kalimantan.
Bersama mitra lainnya, BPRL telah mengalokasikan dana sebesar US$ 80 juta sejak 2016 untuk pengembangan Lapangan Badik dan West Badik.
Namun, hingga saat ini, produksi komersial belum dapat dimulai karena kendala teknis dan keekonomian.
Pemerintah memberikan perpanjangan waktu hingga 2026 untuk menyelesaikan proyek ini, dengan syarat pengelolaan tetap dilakukan oleh kontraktor yang sama.
Di sektor energi terbarukan, perusahaan India Fourth Partner Energy bekerja sama dengan Indika Energy membentuk PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS).
EMITS merencanakan investasi sebesar US$ 500 juta hingga 2025 untuk proyek-proyek tenaga surya, penyimpanan energi, dan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik di Indonesia.
Beberapa proyek yang telah terealisasi meliputi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap dengan kapasitas 7 MWp di Tuban, PLTS hybrid untuk program de-dieselisasi PLN di wilayah timur Indonesia, serta PLTS di Pulau Mangole, Maluku, dengan nilai investasi mencapai US$ 12 juta.
Kementerian ESDM berharap kerja sama ini tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional tetapi juga menjadi katalis bagi transisi energi bersih global.
"Kita ingin memastikan hubungan Indonesia dan India di sektor energi terus tumbuh dan saling menguntungkan," kata Bahlil.
Hot
No comment on record. Start new comment.