Daftar Saham Terboncos di Januari, Emiten Hapsoro hingga Meratus Jasa (KARW)

IDXChannel – Beberapa saham mencatatkan performa buruk sepanjang Januari 2025, kendati Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,22 persen dalam sebulan terakhir.

Saham emiten produsen alat survei PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) menjadi saham top losers, anjlok 74,04 persen dalam sebulan ke Rp318 per saham.

Baca Juga:

DeepSeek Jadi Aplikasi Terlaris di App Store, Kalahkan ChatGPT

Kejatuhan saham GPSO terjadi usai sempat melonjak dari level Rp100-an per saham pada Oktober 2024 ke Rp1.225 per saham pada Desember 2024.

Saham emiten yang bergerak di bidang jasa transportasi angkutan darat, PT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC), juga terperosok selama Januari, minus 54,07 persen ke Rp158 per saham.

Baca Juga:

Induk Usaha Keluar dari Bursa Singapura, Begini Nasib Emiten Unggas (JPFA)

Saham RCCC turun tajam setelah sempat mendaki ke Rp610 per saham pada pertengahan November 2024.

Di posisi ketiga, saham emiten milik pengusaha Hapsoro Sukmonohadi alias Happy Hapsoro, PT Singaraja Putra Tbk (SINI) tumbang hingga 48,30 persen dalam sebulan menjadi Rp2.430 per saham.

Baca Juga:

Deretan Saham Tercuan di Januari, PACK hingga WIFI

Padahal, saham SINI sempat menyentuh Rp5.600 per saham di awal November 2024.

Emiten ini masuk ke dalam papan pemantauan khusus lantaran mendapatkan notasi 5, yang berarti memiliki ekuitas negatif pada laporan Keuangan terakhir.

SINI mengalami defisiensi modal sebesar Rp645,9 miliar per 30 September 2024.

Sebagai informasi, Hapsoro dan kolega mengakuisisi SINI pada November 2022.

Di bawah SINI, saham emiten di bidang rental forklift PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) jatuh 43,65 persen selama Januari.

Kemudian, saham emiten bisnis logistik maritim PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW) merosot 42,22 persen ke Rp1.300 per saham dalam sebulan di tengah sejumlah aksi jual saham oleh pengendali, PT Saranakelola Investa (SKI), yang dimiliki oleh keluarga Charles Menaro.

Saham KARW melonjak signifikan sepanjang 2024, hingga 4.000-an persen, dipicu akuisisi oleh SKI dari Grup Meratus, yang menyelesaikan transaksi senilai Rp31,07 miliar pada Februari 2024.

Kenaikan saham KARW selama 2024 juga dipengaruhi spekulasi pasar terkait backdoor listing, rumor kerja sama dengan AD Ports, serta potensi penyuntikan aset Meratus Group.

Namun, manajemen KARW belakangan menegaskan tidak ada keterlibatan AD Ports dalam proyek Pelabuhan Patimban atau kerja sama langsung dengan Meratus Jasa Prima. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.