Note

Bursa Asia Menguat, Terimbas Kenaikan Wall Street

· Views 26
Bursa Asia Menguat, Terimbas Kenaikan Wall Street
Bursa Asia Menguat, Terimbas Kenaikan Wall Street. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham Asia pada perdagangan Jumat (31/1/2025) seiring penguatan di Wall Street Amerika Serikat (AS) semalam.

Menurut data pasar, hingga pukul 08.57 WIB, Indeks Nikkei 225 naik 0,19 persen. Ini menandai kenaikan tiga hari berturut-turut bagi saham Jepang, seiring respons positif investor terhadap data ekonomi yang solid.

Baca Juga:
Bursa Asia Menguat, Terimbas Kenaikan Wall Street IHSG Hari Ini Diramal Uji Support ke Level 6.977-7.022

Mengutip Trading Economics, penjualan ritel Jepang melampaui ekspektasi pada Desember, sementara produksi industri kembali tumbuh. Tingkat pengangguran juga turun ke 2,4 persen pada Januari, dari 2,5 persen di dua bulan sebelumnya, bertentangan dengan prediksi pasar yang memperkirakan tidak ada perubahan.

Saham teknologi Jepang menjadi pendorong utama, dengan Advantest naik 0,4 persen, Tokyo Electron melonjak 2,7 persen, dan Hitachi menguat 4,4 persen. Sentimen pasar juga didukung oleh reli di Wall Street setelah laporan keuangan yang kuat dari raksasa teknologi AS.

Baca Juga:
Bursa Asia Menguat, Terimbas Kenaikan Wall Street Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini Melesat Rp14.000, Jadi Rp1.620.000 Per Gram

Meski menguat, Nikkei dan Topix masih dalam jalur pelemahan sekitar 1 persen untuk pekan ini, terdampak aksi jual pada Senin akibat kekhawatiran terhadap kemunculan model AI baru yang lebih canggih dari China.

ASX 200 Australia juga menguat 0,56 persen, sedangkan STI Singapura tumbuh 1,94 persen.

Baca Juga:
Bursa Asia Menguat, Terimbas Kenaikan Wall Street Samsung Cetak Laba Rp87 Triliun pada Akhir 2024, Lampaui Ekspektasi

Berbeda, KOSPI Korea Selatan terkoreksi 1,07 persen.

Pasar Hong Kong dan China daratan masih tutup untuk merayakan Tahun Baru Imlek.

Wall Street Menguat

Indeks utama Wall Street AS ditutup menguat pada Kamis (30/1) seiring respons pasar terhadap laporan keuangan perusahaan dan data ekonomi terbaru.

S&P 500 naik 0,5 persen ke 6.071,2, Dow Jones Industrial Average menguat 0,4 persen ke 44.882,1, sementara Nasdaq Composite bertambah 0,3 persen ke 19.681,8. 

Mengutip MT Newswires, hampir semua sektor mencatatkan kenaikan, kecuali teknologi, dengan utilitas menjadi yang paling unggul.

Saham IBM melonjak hampir 13 persen, menjadi penggerak utama Dow dan salah satu yang terbaik di S&P 500, setelah membukukan laba kuartal IV-2024 yang melampaui ekspektasi. 

Sementara itu, Mastercard mencatat pertumbuhan pendapatan yang solid berkat belanja konsumen yang kuat, mendorong sahamnya naik 3,1 persen.

Sebaliknya, saham Comcast anjlok 11 persen, menjadi yang terburuk di Nasdaq dan salah satu yang terlemah di S&P 500, setelah melaporkan penurunan pelanggan broadband domestik yang lebih besar dari perkiraan. 

Caterpillar juga mengalami tekanan, turun 4,6 persen, setelah memperkirakan pendapatan 2025 lebih lemah dibanding tahun lalu akibat melemahnya industri konstruksi dan sumber daya.

Di pasar obligasi, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun 3,1 basis poin ke 4,52 persen, sementara obligasi dua tahun melemah 1,3 basis poin ke 4,21 persen.

Dari sisi ekonomi, data awal dari Biro Analisis Ekonomi AS menunjukkan bahwa ekonomi tumbuh 2,3 persen secara tahunan di kuartal IV-2024, lebih rendah dari konsensus 2,6 persen menurut survei Bloomberg. 

Data resmi juga mengindikasikan percepatan inflasi dalam periode tersebut.

“Kami memperkirakan belanja konsumen akan melambat secara bertahap dalam beberapa kuartal mendatang, tetapi tidak ada indikasi bahwa ekonomi akan segera masuk ke jurang resesi,” kata analis Jefferies dalam risetnya.

Sementara itu, penjualan rumah tertunda di AS turun secara tak terduga pada Desember setelah naik empat bulan berturut-turut. 

Sebaliknya, klaim pengangguran mingguan turun lebih rendah dari perkiraan, menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja.

Dari kebijakan moneter, Federal Reserve (The Fed) AS memutuskan mempertahankan suku bunga acuannya setelah tiga kali pemangkasan berturut-turut, dengan alasan inflasi masih relatif tinggi.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menilai pasar tenaga kerja AS tetap kuat, sementara perbaikan inflasi melambat.

“Pernyataan The Fed menunjukkan bahwa mereka semakin bersedia mengambil sikap wait-and-see dalam jangka waktu lebih lama, tergantung data ekonomi yang masuk,” kata Stifel dalam catatan kepada klien. (Aldo Fernando)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.