Note

Prospek Harga Minyak Dunia Pekan Ini di Tengah Tarif Trump

· Views 19
Prospek Harga Minyak Dunia Pekan Ini di Tengah Tarif Trump
Prospek Harga Minyak Dunia Pekan Ini di Tengah Tarif Trump. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah melemah pekan lalu di tengah pasar mencermati rincian tarif impor Amerika Serikat (AS) terhadap Kanada dan Meksiko.

Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent menguat 0,53 persen ke USD76,50 per barel, sedangkan WTI terkerek 0,79 persen menjadi USD73,81 per barel pada Jumat (31/1/2025) lalu.

Baca Juga:
Prospek Harga Minyak Dunia Pekan Ini di Tengah Tarif Trump BEI Cabut Suspensi Tiga Saham Hari Ini, Ada yang Langsung Kena FCA

Akan tetapi, minyak Brent merosot 1,28 persen sepanjang pekan lalu. Demikian pula, WTI yang terkoreksi 1,03 persen dalam periode yang sama.

Pekan ini, secara teknikal pergerakan futures Brent masih akan dipengaruhi oleh kekuatan support di kisaran USD74 dan resistance di USD78-USD80.

Baca Juga:
Prospek Harga Minyak Dunia Pekan Ini di Tengah Tarif Trump Dolar Perkasa, Pasar Saham Diprediksi Melemah Akibat Tarif AS 

Jika mampu menembus ke atas, potensi kenaikan menuju USD81 kembali terbuka. Namun, jika tekanan jual berlanjut dan harga turun di bawah USD74, koreksi lebih dalam ke USD72 bisa terjadi.

Sementara, WTI saat ini bergerak dalam fase konsolidasi dengan support penting di sekitar USD72,00. Jika level ini bertahan, ada peluang harga kembali naik menuju resistance di kisaran USD76-USD78.

Baca Juga:
Prospek Harga Minyak Dunia Pekan Ini di Tengah Tarif Trump IHSG Diproyeksi Bergerak Mixed, Saham PANI-BRMS Layak Dicermati

Sebaliknya, jika tekanan jual meningkat dan harga turun di bawah USD72, maka penurunan bisa berlanjut hingga USD70 atau lebih rendah.

Mengutip MarketWatch, Sabtu (1/2/2025), AS akan mulai memberlakukan tarif baru sebesar 25 persen pada barang impor dari Kanada dan Meksiko mulai Selasa, serta tambahan tarif 10 persen untuk produk asal China.

Langkah ini membuka babak baru dalam perang dagang yang berpotensi meluas ke berbagai mitra dagang AS, termasuk sekutu maupun rivalnya.

Produk energi dari Kanada, seperti minyak, gas, dan listrik, dikenakan tarif lebih rendah sebesar 10 persen demi mengurangi dampaknya terhadap konsumen di AS.

Kanada langsung merespons dengan memberlakukan tarif balasan sebesar 25 persen untuk impor dari AS senilai hingga USD155 miliar, mencakup alkohol dan buah-buahan, menurut laporan Associated Press dan berbagai media lainnya.

Presiden Meksiko turut mengeluarkan perintah pemberlakuan tarif balasan, sementara Kementerian Luar Negeri China mengecam kebijakan AS dan menyatakan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan, termasuk mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Menurut analis dan pelaku pasar yang dikutip Reuters, kebijakan tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump terhadap impor minyak dari Kanada dan Meksiko diperkirakan akan memberi keuntungan bagi kilang di Eropa dan Asia dibandingkan pesaing mereka di AS.

Tarif yang dikenakan pada dua sumber utama impor minyak mentah AS ini akan meningkatkan biaya bagi jenis minyak berat yang dibutuhkan kilang-kilang AS untuk produksi optimal. Menurut sumber industri, kenaikan biaya ini berisiko menekan profitabilitas kilang AS dan bahkan memaksa mereka mengurangi produksi.

Situasi ini membuka peluang bagi kilang di pasar lain untuk mengisi kekosongan. Saat ini, AS berperan sebagai eksportir solar dan sekaligus importir bensin.

"Sejauh ini, pasar tampaknya lebih merespons ketidakseimbangan pasokan minyak mentah AS dibandingkan ancaman tarif dan sanksi dari Gedung Putih yang masih penuh ketidakpastian," kata analis perusahaan konsultan energi Ritterbusch.

Jika minyak dikecualikan dari tarif, ujar analis Ritterbusch, harga minyak mentah bisa turun.

Ancaman tarif ini muncul menjelang pertemuan menteri OPEC+ pada Senin, yang diperkirakan tetap mendukung rencana pengembalian pemangkasan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari dengan tambahan 122.000 barel per bulan selama 18 bulan mulai April.

Namun, potensi gangguan pasar akibat kebijakan Trump dan desakannya agar OPEC meningkatkan produksi demi menekan harga bisa membuat kelompok produsen tersebut meninjau ulang strategi mereka. (Aldo Fernando)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.