Harga Emas Terkoreksi dari Rekor, Pasar Cermati Risiko Perang Dagang
![Harga Emas Terkoreksi dari Rekor, Pasar Cermati Risiko Perang Dagang](https://socialstatic.fmpstatic.com/social/202502/824413fa8cad4e8abe41cae4314a2f47.png?x-oss-process=image/resize,w_1280/quality,q_70/format,jpeg)
IDXChannel - Harga emas dunia melemah pada Selasa (12/2/2025), seiring aksi ambil untung oleh investor. Namun, sentimen tetap positif di tengah ketegangan perdagangan yang berlanjut.
Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) ditutup turun 0,36 persen ke level USD2.897,61 per troy ons setelah mencapai rekor tertinggi (ATH) intraday di USD2.942 per troy ons pada Selasa.
![Harga Emas Terkoreksi dari Rekor, Pasar Cermati Risiko Perang Dagang](https://socialstatic.fmpstatic.com/social/202502/6eabfd0d40e84bb1be6dd94001176eed.png?x-oss-process=image/resize,w_1280/quality,q_70/format,jpeg)
Penurunan ini didorong oleh para trader jangka pendek yang merealisasikan keuntungan, sementara sebagian analis memperkirakan konsolidasi sebelum pergerakan naik berikutnya.
Mengutip Trading Economics, Selasa (12/2), kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memberlakukan tarif 25 persen pada impor baja dan aluminium memicu kekhawatiran soal perang dagang yang lebih luas, menambah ketidakpastian pasar.
![Harga Emas Terkoreksi dari Rekor, Pasar Cermati Risiko Perang Dagang](https://socialstatic.fmpstatic.com/social/202502/777033c0a46e457492b65b9552024bee.png?x-oss-process=image/resize,w_1280/quality,q_70/format,jpeg)
Fokus pasar kini tertuju pada data inflasi AS yang akan dirilis Rabu, yang dapat memengaruhi ekspektasi kebijakan Federal Reserve (The Fed).
Meskipun emas berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi, sikap hati-hati The Fed terhadap pemangkasan suku bunga dapat membatasi kenaikan harga emas dalam jangka pendek.
![Harga Emas Terkoreksi dari Rekor, Pasar Cermati Risiko Perang Dagang](https://socialstatic.fmpstatic.com/social/202502/a904e74abd4043b8a8813bc979e49eab.png?x-oss-process=image/resize,w_1280/quality,q_70/format,jpeg)
Namun, risiko geopolitik serta potensi penerapan tarif baru diperkirakan tetap menopang harga emas.
Di sisi lain, sejumlah bank sentral seperti Bank of England (BOE) dan Reserve Bank of India (RBI) telah memangkas suku bunga secara dovish, mengikuti langkah serupa dari European Central Bank (ECB), hingga Riksbank. Permintaan emas dari bank sentral juga masih kuat, dengan People’s Bank of China (PBoC) meningkatkan cadangannya untuk bulan ketiga berturut-turut pada Januari.
Sejak awal 2025, harga emas telah naik 11 persen, didorong oleh aksi beli aset safe haven di tengah ancaman Trump terhadap perdagangan global.
Pada Senin, Trump menandatangani perintah untuk mengenakan tarif 25 persen pada impor baja dan aluminium AS mulai 12 Maret, sementara rencana tarif serupa untuk seluruh impor dari Kanada dan Meksiko ditunda selama 30 hari.
The Fed bulan lalu mempertahankan suku bunga setelah tiga kali pemangkasan pada 2024 dan diperkirakan tidak mengubah kebijakan dalam pertemuan dua hari yang berakhir 19 Maret, meski mendapat tekanan dari Trump untuk menurunkan suku bunga.
Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan memberikan testimoni di hadapan Senat dan DPR pada Selasa dan Rabu dalam laporan kebijakan moneter semesterannya.
"Testimoni Powell di Kongres hari ini akan diawasi ketat untuk mencari petunjuk arah kebijakan suku bunga, terutama dengan data inflasi AS Januari yang akan dirilis besok,” kata analis Saxo Bank, dilansir dari MT Newswires.
“Jika angka inflasi lebih tinggi dari perkiraan, ekspektasi pemangkasan suku bunga dua kali pada 2025 bisa terganggu, memengaruhi sentimen pasar dan aset yang sensitif terhadap suku bunga," ujarnya.
Prospek emas tetap kuat, dengan sejumlah analis memperkirakan harga emas bisa menembus USD3.000 per troy ons untuk pertama kalinya.
"Emas terus mendapat dukungan dari permintaan fisik yang kuat serta percepatan inflasi," ujar analis Global X, Trevor Yates, dikutip Dow Jones Newswires.
Ia juga mencatat bahwa ETF emas dalam kondisi solid, sementara ETF perusahaan tambang emas bahkan mengungguli performa emas. "Hal tersebut menawarkan eksposur lebih besar terhadap pergerakan harga emas," katanya.
Sementara itu, dolar melemah dengan indeks ICE dolar terakhir turun 0,28 poin ke 108,04.
Imbal hasil Treasury meningkat, yang menaikkan biaya kepemilikan emas. Yield obligasi AS tenor dua tahun terakhir berada di 4,294 persen, naik 0,9 basis poin, sementara yield obligasi 10 tahun naik 3,4 poin menjadi 4,532 persen. (Aldo Fernando)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.