Puasa Dividen, Kas Deltamas (DMAS) Melejit Jadi Rp1,76 Triliun

IDXChannel - PT Puradelta Lestari Tbk, pengembang Kota Mandiri Deltamas (DMAS) mencatat posisi kas dan setara kas menembus Rp1,76 triliun. Dalam setahun terakhir, kas Deltamas naik Rp733 miliar atau 71 persen.

Angka tersebut belum memperhitungkan akun investasi DMAS yang mencapai Rp509 miliar. Adapun kas dan investasi DMAS lebih dari 90 persen disimpan di deposito berjangka.

Baca Juga:

Pengembang Deltamas (DMAS) Raup Pra Penjualan Rp1,87 Triliun pada 2024

Kenaikan kas tersebut tidak terlepas dari kinerja DMAS yang cemerlang pada 2024 dengan mencatatkan laba bersih Rp1,33 triliun, naik 10 persen dibandingkan 2023. Di samping itu, emiten yang terkenal royal membagikan dividen itu juga memutuskan puasa dividen dalam rangka peningkatan cadangan lahan (landbank).

Berdasarkan catatan IDX Channel, DMAS terakhir kali membagikan dividen pada akhir Desember 2023. Artinya, sudah dua siklus yakni pada pertengahan 2024 (dividen final) dan akhir 2024 (dividen interim), pemegang saham DMAS mesti puasa dividen.

Baca Juga:

Saham DMAS Sentuh Level Terendah dalam Setahun, Efek Puasa Dividen?

Direktur & Sekretaris Perusahaan Deltamas, Tondy Suwanto mengatakan, DMAS membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,03 triliun, naik 6 persen dibandingkan 2023 yang sebesar Rp1,92 triliun.

"Sektor industri, khususnya segmen data center, masih menjadi tulang punggung usaha perseroan," katanya dikutip Kamis (13/2/2025).

Baca Juga:

Deltamas (DMAS) Bukukan Laba Bersih Rp1,33 Triliun di 2024

Dalam laporan keuangan perseroan, Microsoft yang membangun data center menjadi pelanggan terbesar Deltamas. Penjualan lahan industri kepada PT Microsoft Operations Indonesia tercatat Rp810,4 miliar atau setara 41 persen dari total pendapatan usaha DMAS.

Per 31 Desember 2024, sisa cadangan lahan di Deltamas tinggal 230 hektare (ha) di mana 150 ha di antaranya merupakan lahan industri. 

Pada 2024, Deltamas menjual 59 ha lahan industri kepada pelanggan. Artinya, jika lahan industri yang dijual sekitar 50 ha per tahun, maka cadangan lahan DMAS tersisa tiga tahun lagi.

Analis BRI Danareksa, Ismail Fakhri meyakini Deltamas tengah fokus meningkatkan cadangan lahan. Hal tersebut tercermin dari keputusan manajemen untuk meneken perjanjian kredit Rp500 miliar dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

"Kami meyakini (kredit) itu terkait persiapan cadangan lahan di Cikarang Selatan. Berdasarkan data terakhir, posisi cadangan lahan untuk industri 150 ha," katanya.

Penjualan lahan memang masih menjadi sumber utama pendapatan dari segmen ini pada 2024 mencapai 88,9 persen. Dari dari segmen residensial dan komersial 9,7 persen, dan sisanya dari segmen rental dan hotel.

Model bisnis jual lahan itu membuat DMAS menjadi salah satu emiten dengan tingkat profitabilitas tinggi. Pada 2024, margin laba usaha Deltamas menembus 56,18 persen terhadap pendapatan.

Sementara itu, harga saham DMAS terpuruk dalam tiga bulan terakhir dengan penurunan 13 persen ke Rp139. Pelemahan itu membuat nilai kapitalisasi pasarnya merosot menjadi Rp6,7 triliun, berada di bawah nilai bukunya Rp7,2 triliun.

(Rahmat Fiansyah)