Bursa Asia Beragam Jelang Akhir Pekan

IDXChannel – Bursa saham Asia bergerak variatif pada Jumat (14/2/2025) seiring investor mencermati isu tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) dan data inflasi di negara adidaya tersebut.
Berdasarkan data pasar, pukul 09.41 WIB, Indeks Nikkei 225 melemah 0,53 persen, mengakhiri reli tiga hari seiring penguatan tajam yen semalam.

Mengutip Trading Economics, penguatan mata uang Jepang itu terjadi setelah muncul ekspektasi inflasi PCE AS yang lebih rendah dan penundaan tarif timbal balik oleh Presiden AS Donald Trump.
Yen yang lebih kuat biasanya menekan sektor ekspor Jepang dan membuat aset Jepang lebih mahal bagi investor asing.

Di sisi lain, investor masih mencermati musim laporan keuangan di Jepang yang sejauh ini menunjukkan hasil beragam.
Selain pasar Jepang, Shanghai Composite juga melemah 0,16 persen, dan STI Index terkoreksi 0,29 persen.

Berbeda, Hang Seng Hong Kong naik 1,81 persen, KOSPI terkerek 0,51 persen, dan ASX 200 Australia tumbuh 0,44 persen.
Wall Street Menguat
Indeks saham utama AS atau Wall Street ditutup menguat pada Kamis, sementara imbal hasil Treasury melemah seiring pasar mencerna laporan keuangan perusahaan, data ekonomi, dan berita tarif perdagangan.
Nasdaq Composite naik 1,5 persen ke 19.945,6, S&P 500 bertambah 1 persen ke 6.115,1, dan Dow Jones Industrial Average menguat 0,8 persen ke 44.711,4. Semua sektor mencatat kenaikan, dipimpin oleh sektor material dan barang konsumsi non-primer.
Dari sisi perusahaan, dilansir dari MT Newswires, saham AppLovin (APP) melonjak 24 persen, menjadi saham dengan kinerja terbaik kedua di Nasdaq, setelah melaporkan hasil keuangan kuartal IV yang melampaui ekspektasi.
MGM Resorts International (MGM) menjadi saham dengan kenaikan tertinggi di S&P 500, naik hampir 18 persen, setelah membukukan laba dan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan meskipun tetap turun dibandingkan periode sebelumnya.
Sebaliknya, saham West Pharmaceutical Services (WST) menjadi yang terburuk di S&P 500, anjlok 38 persen setelah perusahaan menyampaikan proyeksi tahunan yang lebih rendah dari perkiraan.
Trade Desk (TTD) juga merosot 33 persen, mencatat penurunan terbesar di Nasdaq, usai melaporkan pendapatan kuartal IV yang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.
Di pasar obligasi, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun 9,9 basis poin menjadi 4,54 persen pada Kamis, sementara imbal hasil obligasi tenor 2 tahun melemah 5,6 basis poin ke 4,31 persen.
Dari sisi ekonomi, inflasi harga produsen AS naik lebih tinggi dari perkiraan bulan lalu, didorong oleh kenaikan harga grosir barang, terutama bahan bakar diesel, menurut laporan Biro Statistik Tenaga Kerja AS.
"Laporan harga produsen yang lebih tinggi dari ekspektasi, setelah data inflasi konsumen kemarin, memperkuat kekhawatiran bahwa tekanan inflasi masih mengakar dalam perekonomian, dengan risiko kenaikan harga lebih lanjut di tengah kebijakan fiskal yang agresif," kata analis Stifel dalam catatannya.
"Karena itu, harapan soal pelonggaran kebijakan moneter dari The Fed tampaknya tertunda, setidaknya sampai inflasi stabil atau pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pelemahan yang signifikan."
Sementara itu, jumlah klaim tunjangan pengangguran mingguan di AS turun lebih besar dari perkiraan, menurut data pemerintah.
"Kami kini memperkirakan The Fed mempertahankan suku bunga sepanjang sebagian besar tahun 2025, dengan hanya satu kali pemangkasan yang kemungkinan terjadi pada Desember," ujar Oxford Economics.
Awal pekan ini, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa pembuat kebijakan "tidak perlu terburu-buru" dalam menyesuaikan suku bunga karena perekonomian masih kuat.
Di sisi kebijakan perdagangan, Presiden Donald Trump menandatangani memorandum yang memerintahkan pengembangan rencana untuk menerapkan "tarif timbal balik" terhadap negara-negara lain.
"Tarif timbal balik akan membawa kembali keadilan dan kesejahteraan dalam sistem perdagangan internasional yang selama ini tidak seimbang serta menghentikan praktik yang merugikan Amerika," kata Gedung Putih dalam pernyataannya. (Aldo Fernando)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.