Bursa Saham Asia Beragam di Tengah Lesunya Wall Street

IDXChannel – Bursa saham Asia bergerak beragam pada Rabu (26/2/2025) di tengah penurunan di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) di tengah meningkatnya kekhawatiran ekonomi.
Menurut data pasar, hingga pukul 09.06 WIB, Indeks Nikkei 225 turun 1,15, menyentuh titik terendah dalam tiga bulan terakhir.

Pelaku pasar juga menanti laporan keuangan Nvidia yang akan dirilis hari ini untuk menilai apakah reli saham terkait kecerdasan buatan masih berlanjut.
Sementara itu, mengutip Trading Economics, para trader di Jepang bersiap menghadapi serangkaian data ekonomi utama yang akan dirilis pada Jumat.

Data tersebut, termasuk angka produksi industri, penjualan ritel, dan inflasi Tokyo, diperkirakan memberikan gambaran lebih jelas mengenai arah kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ) ke depan.
Indeks TOPIX Jepang juga melemah, yakni 0,99 persen.

Demikian pula, ASX 200 Australia yang turun 0,35 persen dan STI Singapura yang melorot 0,17 persen.
Berbeda, Shanghai Composite menguat 0,54 persen, Hang Seng Hong Kong mendaki 2,12 persen, dan KOSPI Korea Selatan naik tipis 0,10 persen.
Sentimen Pasar Tertekan Penurunan Kepercayaan Konsumen
Bursa saham utama AS alias Wall Street ditutup mayoritas melemah pada Selasa (25/2), seiring kekhawatiran pasar terhadap data kepercayaan konsumen yang turun untuk bulan ketiga berturut-turut.
Indeks Nasdaq Composite anjlok 1,4 persen ke 19.026,4, sementara S&P 500 melemah 0,5 persen ke 5.955,3. Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average justru naik 0,4 persen ke 43.621,2.
Mengutip MT Newswires, sektor komunikasi menjadi yang paling tertekan, sementara sektor barang konsumsi primer dan properti memimpin penguatan.
Dari sisi ekonomi, The Conference Board melaporkan bahwa kepercayaan konsumen AS kembali merosot pada Februari, mencatat penurunan bulanan terbesar sejak Agustus 2021.
"Konsumen semakin pesimistis terhadap kondisi bisnis di masa depan dan kurang optimistis mengenai pendapatan mereka," kata ekonom senior di The Conference Board, Stephanie Guichard.
Sementara itu, Presiden Federal Reserve Bank of Richmond, Tom Barkin, menyebut pasar tenaga kerja AS tetap solid, meskipun inflasi masih cukup tinggi.
"Masuk akal untuk tetap mempertahankan kebijakan moneter yang sedikit ketat hingga ada keyakinan lebih bahwa inflasi kembali ke target 2 persen," ujar Barkin.
Di sektor properti, harga rumah di AS mencetak rekor tertinggi pada Desember, dengan pertumbuhan tahunan yang semakin cepat, menurut S&P Global.
Federal Housing Finance Agency juga melaporkan harga rumah naik 0,4 persen secara musiman pada Desember, sama dengan revisi kenaikan November.
Imbal hasil obligasi AS turun, dengan yield obligasi 10 tahun melemah sekitar 10 basis poin menjadi 4,29 persen, sedangkan yield obligasi dua tahun turun 6,6 basis poin ke 4,10 persen.
Dari sisi kebijakan perdagangan, Presiden AS Donald Trump pada Senin menegaskan bahwa AS tetap berencana menerapkan tarif impor terhadap Kanada dan Meksiko setelah sempat menundanya selama satu bulan.
"Tarif masih menjadi perhatian utama, mendorong kenaikan ekspektasi inflasi konsumen dan memperumit hubungan internasional," kata analis Stifel dalam catatannya.
Di sisi korporasi, saham Tesla (TSLA) anjlok 8,4 persen, menjadi salah satu yang berkinerja terburuk di S&P 500. Penurunan ini terjadi setelah data menunjukkan penjualan Tesla di Eropa pada Januari turun hampir setengah dibanding tahun sebelumnya.
Selain itu, Reuters melaporkan bahwa pembaruan perangkat lunak autopilot Tesla di China tidak memenuhi ekspektasi para pemilik kendaraan. (Aldo Fernando)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.