Note

Saham MENN ARB Lagi, Spekulasi Backdoor Listing Tersandung Transaksi Janggal

· Views 11
Saham MENN ARB Lagi, Spekulasi Backdoor Listing Tersandung Transaksi Janggal
Saham MENN ARB Lagi, Spekulasi Backdoor Listing Tersandung Transaksi Janggal. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham emiten penyedia layanan IoT PT Menn Teknologi Indonesia Tbk (MENN) kembali jatuh pada Kamis (27/2/2025). Penurunan tajam ini terjadi di tengah sorotan terhadap transaksi jumbo yang dinilai janggal pada Selasa (25/2/2025).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.35 WIB, saham MENN turun tajam 10,00 persen atau menyentuh auto rejection bawah (ARB), ke level Rp45 per saham.

Baca Juga:
Saham MENN ARB Lagi, Spekulasi Backdoor Listing Tersandung Transaksi Janggal Pendapatan Nvidia di Kuartal IV-2024 Naik Drastis, Nilainya Capai Rp654 Triliun

Nilai transaksi tercatat mencapai Rp155,58 juta.

Terdapat antrean jual 3,21 juta lot di harga ARB, yakni Rp45 per unit, atau setara dengan Rp14,49 miliar.

Baca Juga:
Saham MENN ARB Lagi, Spekulasi Backdoor Listing Tersandung Transaksi Janggal Saham AKRA Melesat 7 Persen, Analis: Respons atas Kasus Minyak Mentah Pertamina

Saham MENN, yang sempat diperdagangkan di harga Rp8 per unit di medio 2024, terbang hingga naik 10 persen atau batas auto rejection atas (ARA) untuk saham Papan Akselerasi selama berhari-hari sejak 19 Februari 2025 hingga intraday 25 Februari 2025 seiring kabar transaksi pengambilalihan saham pengendali.

Investor berspekulasi saham MENN akan menjadi bagian dari narasi backdoor listing, seperti sejumlah saham lainnya belakangan ini—LABA, PACK, dan lain sebagainya.

Baca Juga:
Saham MENN ARB Lagi, Spekulasi Backdoor Listing Tersandung Transaksi Janggal Bursa Asia Cenderung Melemah, Pasar Masih Cermati Isu Tarif

Sebagai informasi, backdoor listing—alias pencatatan tidak langsung—adalah proses di mana sebuah perusahaan swasta masuk ke pasar modal dengan cara mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan publik yang sudah terdaftar di bursa, alih-alih melalui penawaran umum perdana (IPO).

Pada perdagangan Selasa (25/2/2025), saham MENN sempat menyentuh level tertinggi Rp66 per saham sebelum berbalik arah dan anjlok tajam sekitar 30 menit jelang penutupan pasar pada pukul 15.30 WIB. Saham MENN akhirnya ditutup melemah 8,33 persen.

Nilai transaksi saham MENN sepanjang hari itu terbilang mencolok, mencapai Rp122,72 miliar—melebihi kapitalisasi pasar (market cap) perusahaan yang hanya Rp79 miliar.

Investor yang menggunakan broker MNC Sekuritas (kode: EP) tercatat membukukan aksi jual bersih (net sell) Rp63,7 miliar atau setara separuh dari total nilai transaksi di pasar reguler.

Transaksi Ganjil

Founder Stockwise, Douglas Goh, menyoroti besarnya transaksi yang terjadi di MENN, yang menurutnya jauh melampaui valuasi perusahaan.

"Di sebuah perusahaan terbuka dengan valuasi sekitar Rp70-80 miliar, terjadi penjualan sebesar 64 miliar. Adanya transaksi yang lebih besar dari market cap (valuasi) itu sudah 200 persen sesuatu yang salah atau nggak benar. Udah bukan red flag lagi--black flag ini," ujar Douglas kepada IDXChannel.com, Selasa (25/2).

Ia juga menyoroti pola transaksi saham MENN di pasar.

Douglas menjelaskan, saham beredar ada 1,43 miliar. Pada Selasa, broker EP—yang digunakan pemegang saham pengendali (PSP) saat akuisisi—menjual 1 miliar saham di harga ARA.

“Itu artinya dia menjual 69 persen dari total saham beredar. Ini udah bukan pertanyaan lagi, ini sudah pasti PSP baru yang menjual,” ujarnya.

Artinya, kata Douglas, tidak ada itikad baik dari pemilik baru perusahaan ini. “Semoga BEI/pihak berwenang bisa menindaklanjuti ini,” tutur Douglas.

Douglas juga mengingatkan investor ritel agar lebih berhati-hati dalam menyikapi aksi akuisisi atau backdoor listing.

"Tidak semua akuisisi/backdoor listing itu bagus. Walaupun, betul, banyak backdoor listing yang berhasil dan mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa tahun terakhir (salah satunya PANI),” katanya.

Douglas melanjutkan, “Terlihat beberapa bulan terakhir, [investor] ritel lebih ‘nafsu’, dalam arti begitu mendengar atau melihat rumor akuisisi & backdoor listing, langsung main asal beli tanpa pelajari lebih dulu. Semoga kejadian di MENN ini bisa lebih menyadarkan retail biar lebih hati-hati lagi.”

Ia menambahkan, pihak-pihak tertentu dapat memanfaatkan antusiasme pasar untuk keuntungan pribadi.

“Banyak pihak-pihak jahat yang justru pasti akan memanfaatkan ‘nafsu’ ritel ini, dan menjebak mereka untuk mendapatkan keuntungan cepat & lebih. Semoga dari pihak berwenang juga membantu untuk merapikan bursa kita dari perusahaan dan oknum-oknum seperti ini,” demikian kata Douglas.

Penjelasan MENN

Sebelumnya, manajemen MENN memberikan tanggapan atas permintaan klarifikasi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait transaksi pengambilalihan 70 persen saham perusahaan di pasar negosiasi, mengacu pada surat Bursa pada 19 Februari 2025.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan pada 25 Februari 2025, MENN mengonfirmasi bahwa transaksi ini menyebabkan perubahan pemegang saham pengendali.

Sebanyak 1.003.921.600 saham atau 70 persen dari total saham tercatat dialihkan dari pemegang saham lama—Michael Halim Mulyanto, Edrick Pramana, dan Dr. Ir. Agus Mulyanto—kepada lima perusahaan, yaitu PT Penajam Makmur Jaya, PT Negara Maju Makmur, PT Sarjana Sama Indah, PT Kalimantan Sejahtera Indonesia, dan PT Kalimantan Indah Kedepan.

Manajemen MENN menegaskan bahwa transaksi ini akan diikuti dengan kewajiban tender offer sesuai dengan ketentuan POJK 9/2018. Mereka juga menyatakan bahwa para pembeli saham bukan pihak yang terafiliasi dengan perusahaan.

“Pembeli saham adalah pihak yang tidak terafiliasi dengan Perseroan,” kata pihak MENN.

Meskipun terjadi perubahan kepemilikan, MENN menegaskan bahwa transaksi ini bukan bagian dari rencana akuisisi, merger, atau perubahan strategi perusahaan.

“Tujuan transaksi ini tidak terkait dengan strategi ekspansi, restrukturisasi, atau aksi korporasi lainnya, dan hanya transaksi pengambilalihan saham pengendali Perseroan,” demikian mengutip manajemen MENN.

Selain itu, mengikuti penjelasan MENN, tidak ada dampak terhadap operasional bisnis, kebijakan perusahaan, maupun kepentingan pemegang saham publik.

Sebagai tindak lanjut, MENN akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk membahas perubahan struktur manajemen dan dewan direksi.

Sementara itu, perusahaan menyatakan belum memiliki rencana aksi korporasi dalam 12 bulan ke depan dan akan tetap fokus pada bisnis yang berjalan serta menjaga stabilitas keuangan agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.