Saham-saham di bursa Asia menguat pada hari Senin karena Tiongkok mengumumkan langkah-langkah baru untuk mendukung pasar yang melemah, meskipun suasana hati-hati menjelang data lapangan kerja dan inflasi AS yang dapat menentukan apakah suku bunga harus naik lagi. Indeks MSCI yang terdiri dari saham-saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 1,4%, setelah menambah sedikit kenaikan pada minggu lalu untuk menghentikan penurunan tiga minggu berturut-turut. Nikkei 225 Jepang naik 1,65%, sebagian didukung oleh terus melemahnya yen. Kospi Korea selatan diperdagangkan menguat 0,8%,ASX Australia juga naik 0,56%,sementara Hangseng HK melesat 1,77% dan Shanghai Composite China juga melejit 2,3% akibat stimulus terbaru dari pemerintah.Fokus kini tertuju pada angka PMI China yang resmi untuk bulan Agustus yang dijadwalkan akan dirilis pada hari Kamis dan diperkirakan masih menunjukkan aktivitas di zona merah. Mayoritas bursa asia mengawali minggu dengan penguatan tajam Mata uang Dollar AS melemah dari level tertingginya dalam 12 minggu pada hari Senin karena investor mempertimbangkankebijakan moneter AS setelah Ketua The Fed Jerome Powell membuka kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut, sementara yen mendekati level terendah dalam lebih dari sembilan bulan.Yen melemah 0,05% di 146,48 per dollar, tidak jauh dari level terendah lebih dari sembilan bulan di 146,64 yang dicapai pada hari Jumat karena para investor terus mewaspadai tanda-tanda intervensi di pasar mata uang dari otoritas Jepang. Bank of Japan akan mempertahankan kebijakan ultra-longgarannya saat ini karena inflasi di Jepang masih "sedikit di bawah" targetnya, kata gubernur bank sentral pada hari Sabtu. Sementara itu, Mata uang Euro dan Pound sterling naik dari posisi terendah dua bulan yang dicapai pada hari Jumat. Mata uang tunggal Eropa ini naik 0,07% di $1,0806, sedangkan Pound terakhir berada di $1,2596, naik 0,16% pada hari ini di awal sesi asia. Dollar Australia juga diperdagangkan naik 0,42% di $0,6430.